Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus - DISKOMINFO Kabupaten Pasuruan

Mengenal Anak Berkebutuhan Khusus

0x dibaca    2024-07-29 11:00:00    Robiatul 'Adawiyah

202407/943-66a7bc062ccd4.jpg

Anak Berkebutuhan Khusus atau ABK adalah individu yang memiliki keterbatasan dalam fungsi kognisi, fisik, hingga emosi yang dapat menghalangi kemampuan individu dalam proses pertumbuhan dan perkembangannya. Berbicara ABK tentu bukan hal baru, namun masih banyak masyarakat yang minim pengetahuan tentang ABK, Maka dari itu Psikolog asal RSUD Bangil, Yulia Rahmawati mengajak masyarakat untuk mengenal anak berkebutuhan khusus, melalui program talkshow Good Morning Nakes di LPPL Radio Suara Pasuruan 107 FM. 

Yulia menjelaskan ada berbagai macam jenis ABK yang di kategorikan menjadi beberapa kelompok, di antaranya ASD (Autism Spectrum Disorder), ADHD (Attention Deficit Hyperactivity Disorder) anak yang mengalami gangguan konsentrasi dan pemusatan perhatian, Speech Delay (Gangguan Keterlambatan Bicara), Kesulitan dalam belajar, serta gangguan perilaku dan lain-lain.

Adapun faktor penyebab anak berkebutuhan khusus juga beranekaragam, salah satunya disebabkan trauma kelahiran "Orang tua dengan kondisi melahirkan resiko tinggi seperti mengalami permasalahan secara fisik, atau terdapat infeksi, namun dipaksa untuk melahirkan normal, sehingga mengalami kesulitan dalam persalinan, yang berakibat terjadinya afeksi, anak tidak bisa bernafas sehingga menyebabkan kekurangan oksigen dalam otak" jelas Yulia. 

Kemudian trauma psikologis yakni kondisi yang terjadi pasca persalinan ditandai dengan masalah psikis seperti gangguan emosi, lebih sensitif, dan perasaan yang tidak terkontrol, biasa dikenal dengan sebutan baby blues. 

Dan untuk penyebab selanjutnya yaitu kelainan bawaan, di mana bayi mengalami kondisi cacat permanen sejak dalam kandungan, karena beberapa faktor seperti genetik, paparan zat kimia, konsumsi obat-obatan tanpa resep dokter dan lain sebagainya. Dan yang terakhir gangguan penyerta seperti anak mengalami kejang saat lahir yang berakibat terhadap penurunan fungsi otak. 

Selain itu, menurut Yulia faktor lingkungan juga mendominasi saat ini, minimnya pengetahuan orang tua tentang pola asuh yang benar dan baik dapat meningkatkan resiko ABK pada anak "Kurang adanya stimulasi dari orang tua, memberikan akses gadget tanpa adanya kontrol menyebabkan anak mengalami keterlambatan bicara, gangguan interaksi dengan lingkungan sosial dll" ujarnya.

Di akhir, Psikolog Yulia menghimbau dan mengajak para orang tua untuk melakukan pemeriksaan sedini mungkin, terutama terhadap anak yang mengalami kondisi berbeda dengan rata-rata anak seusianya, untuk dapat dilakukan penanganan dan tindakan yang tepat 

"Para orang tua marilah sedini mungkin mengenal perubahan dan perbedaan pada anak, tetap waspada jangan abai, segera lakukan pemeriksaan secara medis baik di posyandu, klinik, puskesmas atau rumah sakit untuk mengetahui hasil pemeriksaannya, sehingga dapat mengurangi terjadinya gangguan yang lebih parah" ungkapnya. (R.A) 


Komentar (0)

  1. Belum ada komentar


Tulis Disini