Menteri Komunikasi dan Informatika Rudiantara mengajak masyarakat untuk memerangi penyebarluasan berita bohong serta ujaran kebencian di media sosial. Menyikapi hal tersebut, maka diperlukan kehati-hatian dalam menyebarluaskan dan menyerap informasi yang didapat dari media sosial.
“Sudah 90 persen informasi atau kabar bohong yang banyak tersebar, sumbernya utamanya berasal dari media sosial,” ujarnya saat Temu Blogger dan Media yang diselenggarakan di Palangkaraya (12/5).
Menurut Rudiantara, media sosial awalnya digunakan untuk sarana mencari teman dan meningkatkan silaturahmi, serta berusaha dengan berjualan atau berdagang. Namun, seiring berjalannya waktu, ada pihak-pihak tertentu secara sengaja menyebarluaskan informasi atau berita yang isinya mengandung unsur kebohongan.
Lebih lanjut, Menteri Rudiantara menyatakan, jika tidak bijak menggunakannya maka akan berdampak bahkan mengancam toleransi antar umat manusia dan keutuhan negara. Masyarakat juga harus mampu memilah informasi ataupun berita yang beredar di medsos, terlebih dahulu ditelaah secara cerdas, disikapi secara arif dan bijaksana.
“Sebab, apapun yang telah ditulis atau disebar di medsos dapat bertahan ratusan tahun dan sangat mudah untuk ditemukan pihak manapun,” jelasnya seperti yang dikutip www.kominfo.go.id. (MD)
Komentar (0)
Belum ada komentar
Tulis Disini